Jl. Argoboga, Salatiga, Jawa Tengah

Minggu, 14 Oktober 2018

SMP 10 Siap Gali Potensi Siswa


SM/Moch Kundori -

ARGOMULYO - SMP 10 Salatiga berkomitmen mengembangkan potensi dan bakat siswanya, baik akademik maupun nonakademik. Kepala SMP 10 Yati Kurniwati, mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk memfasilitasi para anak didiknya agar dapat berkembang. Fasilitas yang disediakan di antaranya esktrakurikuler seni dan olahraga sesuai bakat siswa masing-masing.

”Di sekolah kami secara rutin ada pentas seni untuk memberi kesempatan pada anak-anak untuk menunjukkan bakatnya,” kata Yati. Selain memfasilitasi bakat seni dan olahraga, selain akademik, SMP10 saat ini gencar menggiatkan literasi kepada para siswa maupun gurunya.

Upaya itu diantaranya menghasilkan karya yang telah dibukukan. ”Hasil karya literasi siswa berupa puisi, tidak hanya dibuat versi cetak, tetapi juga dikembangkan dalam bentuk aplikasi android yang bisa diunduh di playstore.

Yang terbaru, hasil literasi dikemas dalam Lidi Asian ( literasi digital aplikasi android). Karya mereka juga diunggah di Facebook , “ katanya. Dia menambahkan program lain yang disiapkan sekolahnya yaitu aplikasi Sagu Bapak, yaitu singkatan sang guru banyak aplikasi.
Kalau yang Lidi Asian sudah terunggah 5 dari 24 karya siswa. Rinciannya, satu kelas menghasilkan 1 karya.Jika ada 24 kelas berarti ada 24 karya.

”Target kami ke depan, meningkatkan kemampuan akademik dan non akademik peserta didik. Selain itu, membuat SMP Negeri 10 Salatiga semakin dikenal oleh masyarakat,” (H32-42)

Sumber : 
Share:

Selasa, 09 Oktober 2018

Pemkot Dorong Semua Sekolah di Salatiga Ramah Anak

Wali Kota Yuliyanto dan para anak mendukung kegiatan deklarasi SMP 10 Salatiga sebagai sekolah ramah anak di sekolah tersebut. (suaramerdeka.com/Moch Kundori)
SALATIGA, suaramerdeka.com - Upaya meningkatkan predikat kota layak anak (KLA) dari peringkat pratama menjadi madya terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga. Salah satu upaya yang tengah dilakukan, yakni mendorong semua sekolah dari jenjang TK hingga SMA menjadi sekolah ramah anak (SRA).

Salah satu upaya itu adalah mendeklarasikan SMP 10 Salatiga menjadi sekolah ramah anak di sekolah tersebut pada Sabtu (6/10). Deklarasi ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Sri Satuti, Kepala SMP 10, Yati Kurniawati, Plt Kepala Dinas Pendidikan Salatiga, Yuni Ambarwati, dan disaksikan Wali Kota Salatiga, Yuliyanto. 

"Ini merupakan sekolah pertama di Salatiga yang berkomitemnen menjadi sekolah ramah anak dan diharapkan bisa menular ke sekolah-sekolah lain. Kami berharap deklarasi ini menjadi inspirasi sekolah-sekolah ini melakukan hal sama. Deklarasi bukan seremonial semata tetapi perlu tindak lanjut," kata Wali Kota dalam kegiatan itu.

Menurut Wali Kota, sekolah ramah anak yang dimaksud yaitu satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Juga mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya.

Juga mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.

Kepala SMP 10 Salatiga, Yati Kurniawati mengatakan, sekolahnya sudah mempersiapkan diri sejak tahun 2017 dengan kebijakan yang ramah anak. Yaitu dengan penambahan fasilitas guna membuat sekolah semakin asri dan nyaman untuk membuat anak semakin betah di sekolah.

"Setelah dideklarasikan menjadi sekolah ramah anak, maka SMP 10 Salatiga akan mempertajam lagi kebijakan-kebijakan yang mendukung sekolah ramah anak. Baik dari sisi peraturan akademik, tata tertib, komitmen anti kekerasan dari pendidik dan peserta didik, program, dan fasilitasi sarana prasarana pendukung," katanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Sri Satuti mengatakan, pihaknya akan terus memfasilitasi berbagai sekolah untuk menjadikan sekolah ramah anak. Diharapkan seluruh sekolah nantinya bisa ramah anak. Kategori anak yang maksud adalah usia di bawah 18 tahun.

"Kami berharap kegiatan tidak akan berhenti hanya di sekolah ini saja. Termasuk Puskesmas ramah anak, kawasan belajar khusus anak, dan beberapa kegiatan teori dan praktik yang harapannya dapat membuka wacana masyarakat mengenai hak anak," ucapnya.

Pendamping Forum Anak Salatiga Ery Pratama Putra, menyambut baik komitmen Pemkot dalam mendeklarasikan sekolah ramah anak ini. Dengan begitu diharapkan bisa mencegah terjadinya perundungan (bullyng) pada anak-anak.

"Perundungan yang sering terjadi pada anak misalnya memanggil nama yang bukan namanya. Seperti nama ayahnya, atau nama lain. Juga memanggil nama karena fisiknya, warna kulit, dan lainnya. Kami berharap semua sekolah di Salatiga ramah anak, karena sebagai salah satu indikator predikat kota layak anak," katanya.

Share:

SMP Negeri 10 Salatiga Dideklarasikan Jadi Sekolah Ramah Anak

penandatanganan nota kesepahaman untuk mendeklarasikan atau menetapkan SMP Negeri 10 Salatiga sebagai sekolah ramah anak. Penandatanganan itu dilaksanakan di halaman sekolah Jalan Argoboga Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada Sabtu (6/10/2018)

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Salatiga kembali merealisasikan program-programnya pada tahun ini.

Setelah sebelumnya meresmikan Puskesmas Ramah Anak di Puskesmas Sidorejo Kidul dan Corner Learning Center (CLC) di Taman Tingkir Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, kini dideklarasikan sekaligus diresmikan Sekolah Ramah Anak.

Sama halnya Puskesmas Sidorejo Kidul sebagai Puskesmas Ramah Anak pertama di Kota Salatiga, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Kota Salatiga ini pun demikian. Sekolah yang berada di Argoboga Kecamatan Argomulyo menjadi sekolah pertama di Salatiga.

“Peresmian Sekolah Ramah Anak tersebut diawali melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kami bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Yuni Ambarwati dan Kepala SMP Negeri 10 Kota Salatiga Yati Kurniawati pada Sabtu (6/10/2018) kemarin,” ucap Kepala DP3A Kota Salatiga Sri Satuti.

Kepada Tribunjateng.com, Senin (8/10/2018), Satuti menerangkan, sekolah ramah anak ini merupakan bagian dari indikator dalam pengembangan Kabupaten/ Kota Layak Anak yang diprogramkan Pemerintah Pusat.

“Dan apa yang kami lakukan ini sebagai turunan dari raihan penghargaan kami –Pemkot Salaatiga—sebagai Kota Layak Anak Kategori Pratama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) RI di tahun ini,” terangnya.

Dia melanjutkan, SMP Negeri 10 Salatiga ini dipilih karena dianggap pemerintah telah memenuhi beberapa persyaratan dan pihak sekolah tersebut pun berkenan untuk dijadikan sekolah ramah anak, sebagai pilot project atau pioneer di Kota Salatiga.

“Konsep dasar awal adalah program mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup. Yang mampu menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, serta perlakuan salah lainnya,” tuturnya.

Secara umum, tukas Satuti, selama anak berada di satuan pendidikan tersebut, sekolah tersebut mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, dan pengawasanya.

“Yang perlu dipahami sekolah lain maupun masyarakat adalah, Sekolah Ramah Anak bukanlah membangun sekolah baru. Tetapi mengondisikan sekolah menjadi nyaman bagi anak. Serta memastikan sekolah mampu memenuhi hak serta melindungi anak didiknya. Atau arti lain, sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak,” ucapnya.

Terpisah, Kepala SMP Negeri 10 Salatiga Yati Kurniawati menerangkan, sebenarnya dalam mempersiapkan diri untuk layak sebagai Sekolah Ramah Anak ini sejak setahun lalu –2017--.

Setelah dinyatakan siap, pihaknya mengajukan diri kepada Pemkot Salatiga.
“Dan pada Sabtu (6/10/2018) lalu, direspon melalui ditandainya penandatanganan nota kesepahaman terkait program nasional tersebut. Dan kami berkomitmen akan memenuhi, menjamin, melindungi, serta menghargai hak-hak anak dari berbagai tindak kekerasan maupun diskriminatif,” tukas Yati. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul SMP Negeri 10 Salatiga Dideklarasikan Jadi Sekolah Ramah Anak, http://jateng.tribunnews.com/2018/10/08/smp-negeri-10-salatiga-dideklarasikan-jadi-sekolah-ramah-anak.
Penulis: deni setiawan 
Editor: galih permadi
Share:

NETENZA PEDULI

Tak terasa sudah 4 bulan berlalu sejak munculnya virus korona yang merebak di Indonesia. Banyak sektor yang terdampak atas penyebaran vi...