Jl. Argoboga, Salatiga, Jawa Tengah

Rabu, 02 April 2014

Biopori

Pembuatan Biopori
SMPN 10 Salatiga menuju sekolah Adiwiyata, dengan melaksanakan program Adiwiyata kami menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan  ekonomi, sosial, dan lingkungannya.
SMPN 10 Salatiga sudah membentuk jaringan pendidikan lingkungan yang beranggotakan guru/ karyawan dan juga kader lingkungan yang terdiri dari siswa, dengan tujuan menaruh perhatian terhadap sekolah yang peduli terhadap lingkungan hidup. Salah satu kegiatan yang terpenting untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata adalah dengan membuat biopori atau sumur resapan.
Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.
Di sekolah kami, keberadaan pepohonan jumlahnya memang sedikit tidak seimbang dengan bangunan/ gedung baru sehingga lubang biopori harus dibuat. Banyaknya pepohonan tidak selalu menjamin akan ada banyak air yang terserap, ini dikarenakan permukaan tanah yang tertutup dan banyaknya lahan yang dipaving disekitar sekolah membuat air tidak dapat meresap ke tanah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah lubang resapan buatan siswa yang dikenal dengan lubang biopori. Banyak manfaat untuk lingkungan kita dengan adanya biopori, salah satunya agar lingkungan kita menjadi lebih baik. Biopori di sekolah kami dibuat di depan halaman kelas, halaman belakang kelas atau taman yang ada disekitarnya. Lubang biopori sendiri dibuat dengan lebar kira-kira 30 cm, dengan jarak antar lubang sekitar 100 cm – 150 cm.
Manfaat yang bisa didapat antara lain :
  1. Mencegah banjir, Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir.
  2. Tempat pembuangan sampah organik, Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dlaam lubang biopori yang kita buat.
  3. Menyuburkan tanaman, Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
  4. Meningkatkan kualitas air tanah, Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.
Cara Membuat Lubang Resapan / Biopori :
  1. Tentukan lokasi sumur resapan, yang diinginkan. Jika tanah kering, basahi terlebih dahulu, agar proses pengeboran lebih mudah.
  2. Buat lubang silindris ke dalam tanah, dengan diameter 10cm. Hingga lubang mencapai kedalaman 100cm.
  3. Isi lubang dengan sampah organik dari daun-daun kering, pangkasan rumput, atau sampah dapur.
  4. Tutup bagian atas dengan jaring2 atau untuk menghindari lubang resapan tersumbat kotoran dari luar.

Share:

NETENZA PEDULI

Tak terasa sudah 4 bulan berlalu sejak munculnya virus korona yang merebak di Indonesia. Banyak sektor yang terdampak atas penyebaran vi...