Jl. Argoboga, Salatiga, Jawa Tengah

Jumat, 25 September 2015

PERINGATAN HARI RAYA IDUL ADHA DI SMP 10 SALATIGA

Sholat Ied di Halaman SMPN 10 Salatiga 1436H
Kamis 24 September 2015, SMP Negeri 10 Salatiga mengadakan sholat Idul Adha 1436 H bersama dan pada keesokan harinya, Jumat 25 September 2015 dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban, 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing. Hewan qurban ini didapat dari berbagai macam sumber. Pertama melalui infaq siswa yang digelar tiap jumat. Kedua, melalui qurban pribadi bapak/ibu guru dan keluarga, serta qurban dari siswa-siswi.


Pukul 06.00 WIB para siswa dan bapak/ibu guru yang mengikuti sholat Ied mulai berkumpul dihalaman SMP Negeri 10 Salatiga. Sekitar pukul 06.15 WIB sholat Ied dilaksanakan, dengan imam dan khotib Ust. Nurahman . Sholat Ied berjalan dengan khidmat meskipun digelar dengan sederhana. 

Penyembelihan Hewan Kurban
Penyembelihan hewan kurban dilakukan di halaman SMP Negeri 10 Salatiga. Anggota OSIS dikerahkan untuk membantu kegiatan penyembelihan supaya proses bisa berjalan dengan lancar. berikut daftar anggota OSIS yang menjadi panitia peringatan Hari Raya Idul Adha :

Menata tikar               : Fanisa,Hafis,Yanu,Alinda,Mei, Salza,Yeni, Dimas, Aris,Wisnu,Nabila,Via,                                           Dani Arneta,Nanda,Indra,
Membagi daging         : Septia Indah,
Tim peliput informasi : Mei,Maharani,Yanu,Riski Anang.

Seluruh tim penyembelihan bekerja masing-masing sesuai dengan kemampuannya, ada yang menyembelih, ada yang mengkuliti dan ada pula yang memotong daging ataupun tulang menjadi kecil-kecil. Setelah hampir 3 jam kegiatan berlangsung, daging-daging berpotongan sudah siap dibagikan kepada seluruh siswa yang sudah mendapatkan kupon sebelumnya.

Penulis : Maharani


Share:

Selasa, 15 September 2015

JUARA III MENYANYI LAGU PERJUANGAN TINGKAT KOTA SALATIGA

Zidan Abdee Mahendra, Juara III Menyanyi Lagu Perjuangan Tingkat Kota Salatiga

Juara III Menyanyi Lagu Perjuangan Tingkat Kota Salatiga

Zidan Abdee Mahendra, Juara III Menyanyi Lagu Perjuangan Tingkat Kota Salatiga

Share:

JUARA I KEJUARAAN KARATE PIALA PELAJAR TINGKAT NASIONAL

Juara I Kejuaraan Karate Piala Pelajar Tingkat Nasional 2015

Krisna Vilsuf, Juara I Kejuaraan Karate Piala Pelajar Tingkat Nasional 2015

Juara I Kejuaraan Karate Piala Pelajar Tingkat Nasional 2015



Share:

PROFIL KETUA OSIS SMPN 10 SALATIGA PERIODE 215/2016

Wisnu Pradana Ketua OSIS SMPN 10 Salatiga Periode 2015/2016

Wisnu Pradana, Anak satu-satunya dari pasangan Bapak Sugianto dan Ibu Budi Rahayu. Wisnu Pradana lahir di Magelang pada tanggal 05 November 2001 dan dibesarkan di dusun Kendal,Desa Jetak,Kecamatan Getasan,Kabupaten Semarang sampai sekarang.

Pada tahun 2005 ia memulai masa kecilnya dengan bersekolah di TK Pertiwi Kecamatan Ngablak. Pada tahun 2007 ia tamat, kemudian melanjutkan sekolahnya di SD Negeri Pandean 1 Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. 

Wisnu Pradana yang bercita-cita menjadi guru olahraga adalah anak yang tekun dan memiliki hobi berolahraga bola voli dan tenis meja. Karena ketekunannya ia berhasil meraih Juara 2 lomba bola voly tingkat kabupaten magelang th.2013, juara 1 tenis meja tingkat kec.ngablak th.2013, juara 1 bola voly tingkat kec.ngablak th.2013. 

Kemudian pada tahun 2014 ia melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 10 Salatiga sampai sekarang ini. Di SMP Negeri 10 Salatiga Wisnu Pradana termasuk anak yang mudah bergaul dan selalu aktif mengikuti kegiatan di sekolah. Pada Pemilihan Ketua OSIS kemarin ia mencalonkan diri sebagai kandidat ketua OSIS dan akhirnya terpilih menjadi ketua OSIS SMP Negeri 10 Salatiga masa bakti 2015-2016.
Share:

PELANTIKAN PENGURUS OSIS 2015-2016

Penyerahan Bendera OSIS Pengurus Lama 2014/2015
SMP Negeri 10 Salatiga, melaksanakan pelantikan pengurus OSIS baru untuk masa bakti 2015-2016. Ketua OSIS SMP periode sebelumnya dijabat oleh Zidan Abdee Mahendra kini telah digantikan oleh Wisnu Pradana.
Penyerahan Bendera OSIS ke Pengurus Baru 2015/2016
Upacara pelantikan ini dimulai pukul 07.00 WIB pada tanggal 14 September 2015, bertempat di Lapangan Upacara SMP Negeri 10 Salatiga. Upacara pelantikan diikuti oleh seluruh siswa dan guru serta karyawan SMP Negeri 10 Salatiga. 
Pengucapan janji OSIS oleh pengurus OSIS masa bakti 2015/2016
Adapun susunan upacara pelantikan adalah sebagai berikut :
  • Pengurus OSIS masa bakti 2014/2015 dan seluruh siswa SMP dan SMP Negeri 10 Salatiga mengambil tempat di Lapangan Upacara.
  • Penyerahan Jabatan Ketua OSIS oleh ketua OSIS masa bakti  2014/2015 kepada ketua OSIS masa bakti 2015/2016
  • Pembacaan surat keputusan oleh Kepala Sekolah
  • Pelantikan secara resmi oleh Kepala sekola
  • Pengucapan janji OSIS oleh pengurus OSIS masa bakti 2015/2016
Selamat bekerja untuk pengurus OSIS yang baru, semoga bisa membawa nama SMP Negeri 10 Salatiga menjadi lebih baik lagi.   
Share:

Sabtu, 05 September 2015

Peringkat III, Lomba Menyanyi Lagu Perjuangan Tingkat Kota Salatiga

Tio, melia dan zidan abdee dilatih 
oleh ibu Yohana Natalia Sari 
mengikuti lomba menyanyi 
lagu perjuangan tingkat kota Salatiga.
Tio, melia dan zidan abdee dilatih oleh ibu Yohana Natalia Sari mengikuti lomba menyanyi lagu perjuangan dan cinta tanah air tingkat kota Salatiga. Bertempat di cafe Merah Putih jln Diponegoro Salatiga, senin 31 Agustus 2015. Zidan Abdee Mahendra dari SMP 10 SALATIGA dapat juara ke 3. Selamat buat zidan dan tim. Selamat buat bu yohana..... tiap bulan hadirkan piala. Hebat.


Tio menyanyi lagu perjuangan
 di Cafe Merah Putih  Salati
Melia kelas 7h SMP NEGERI 10 SALATIGA siap tampil pada even LOMBA MENYANYI LAGU PERJUANGAN DAN CINTA TANAH AIR kota salatiga di cafe MERAH PUTIH jln Diponegoro Salatiga
Melia Kelas 7H
SMP Negeri 10 Salatiga
 

Share:

KEKURANGAN MURIDKU ADALAH ANUGERAH TUHAN

KEKURANGAN MURIDKU ADALAH ANUGERAH TUHAN

Agus Junaedi, SPd.
Guru IPA SMPN 10 Salatiga.
Tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali segala yang telah terjadi.Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. Tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali segala yang telah terjadi. Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa. Jangan menyerah!

Syair lagu di atas menggambarkan betapa manusia tidak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan dalam kemuliaan makhluk. Kenikmatan dalam menerima kekurangan tersebut adalah tergantung bagaimana managemen hati kita. Di sekolah, murid-murid yang kita hadapi juga tidak selamanya sesuai dengan harapan kita. Kecerdasan di antara banyak murid sangat bervariasi, ada yang tinggi, ada yang rendah. Akibat adanya seleksi penerimaan peserta didik baru, salah satunya adalah banyak sekolah yang hanya mendapat murid “pinggiran”, murid yang berkekurangan, termasuk di dalamnya adalah tingkat kecerdasan rendah dengan indikator Nilai Ujian Nasional rendah. Mensikapi banyak kekurangan, terutama masalah kepandaian (kadang dengan kalimat murid pintar dan bodoh) adalah seni seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menerima segala keadaan murid adalah sebuah sikap yang harus dijalani dengan segala konskuensinya. Perlu berbesar hati dan berlapang dada ketika murid yang dihadapi adalah murid-murid yang mempunyai banyak kekurangan. Lebih pas, sikap ini disebut Ikhlas.

Keikhlasan. Sikap dasar ini harus ada dalam hati seorang guru. Menerima amanat murid yang kurang mampu adalah sikap yang tidak boleh dikhianati. Tidak boleh menyalahkan keberadaan murid dengan kekurangannya, sebab kalau kita pikir, menyalahkan keadaan mereka sama juga menyalahkan Tuhan yang telah menciptakan keadaannya. Seorang guru wajib hukumnya mempunyai sikap menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki murid-muridnya. Guru seharusnya mempunyai target mampu merubah keadaan yang ada menjadi lebih baik. Jika rasa ikhlas sudah ada dalam rangka menjalankan tugas, maka guru akan selalu mencari jalan agar mampu membawa murid merasa percaya diri yang besar. Selain sikap ikhlas, guru hendaknya berusaha lebih bersikap empati dengan cara membangun hubungan yang dekat.

Membangun kedekatan dengan mereka adalah salah satu usaha kita lebih memahami mereka. Secure attachment (kedekatan emosi yang aman) sangat berpengaruh pada murid sehingga murid merasa sangat diterima oleh gurunya. Adanya keadaan kedekatan guru dengan murid akan berdampak positif yaitu murid merasa mempunyai harga diri dan tumbuh pula sikap percaya diri yang kuat. Sikap apatis dan merasa “selalu tidak bisa” akan terkikis sedikit demi sedikit karena murid tidak sungkan akan bertanya atau menyampaikan problem-problem yang mereka hadapi. Kedekatan guru dan murid juga mampu menumbuhkan rasa kasih sayang di lingkungan sekolah. Membangun cinta di antara semua pelaku pendidikan di sekolah.

Membangun cinta selalu bersemi dalam proses belajar mengajar bisa dilakukan dengan banyak cara. Kata-kata yang halus, kebapakan atau keibuan akan menyentuh dalam perasaan murid. Apa yang terjadi pada murid dalam upaya belajar bukan sebatas menerima apa adanya, tetapi juga mampu mendengar dengan kekuatan “heart” ( hear/ mendengar dan art/seni), mendengar dengan sepenuh hati. Guru juga mendengar dengan hati, terhadap keluhan-keluhan murid. Semua bisa dilalui dengan kemesraan cinta yang terbentuk. Ada hikmah yang lebih bermakna dari banyak melihat, mendengar, empati pada kekurangan- kekurangan murid kita. Salah satu hikmah adalah semakin banyak pahala yang kita raup dengan banyak sabar dan banyak berusaha (baca: ibadah) mengajar pada kekurangan-kekurangan murid. 

Kekurangan muridku adalah anugerah Tuhan. Kita rubah kekurangan-kekurangan tersebut menjadi kelebihan, dari yang kecil – kecil. Dari beberapa langkah tadi, semoga prestasi akan teraih dari awal kekurangan murid. Seperti kata Ustadz Abdullah Gymnastiar “Mulailah dari yang paling kecil dan mulailah saat ini juga”. Yuks, maju terus.

Oleh : Agus Junaedi, SPd. Guru IPA SMPN 10 Salatiga.
Share:

Jumat, 04 September 2015

GEGURITAN , DIMUAT MAJALAH JAYABAYA.

CAHYAMU

Yo ben wong liya ngomong sliramu ireng,
Nanging ing atiku sliramu kuning nemugiring.
Yo ben lambe-lambe kakehan panyandra ala,
Nanging kanggoku sliramu kebak katuranggan.

Pancen sliramu mung pidak pejarakan, ngono unine kancaku,
Nanging ing utekku sliramu widadari kang mudhun saka pucuke srengenge.
Jare wong, sliramu kelemon,
Nanging kanggoku pancen sliramu lemu nanging ngangeni.

Cahyamu cumlorot adoh –adoh cedhak,
Sunare mblerengi mripat kang kebak katresnan,
Yen pengin cedhak ,
Aku kadya maca crita Ngoyak lintange Aris Purnomo.

Jeng....
Irenga kaya ngapa,
Eleko kaya ngapa,
Aku nedya cahyamu bakal tinemu.

Dening : Agus Junaedi Al Bayati

Jl. Sumantri Raya 27 Dukuh Asri Salatiga



GEGURITAN , DIMUAT MAJALAH JAYABAYA.
MRIPAT
Daklakoni kanthi sesidheman,
Dakanggep wong-wong ora meruhi,
Jane lima ananging daktulis loro,
Jane pitungpuluh ananging mung dakanggep pitu.
            Kanthongan ing klambiku,
            Dakrapeti lan dakrangkepi kandel,
            Senajan motol-motol karepku ora dineleng,
            Rumangsaku ketutupan kabeh lakonku.
Esuk – esuk aku dadi bingung,
Ana mripat tumempel ing tembok jamban,
Mentheleng weruh sakkabehe rikala wudaku,
Kabeh diblejeti.
            Aku metu, ana mripat ing dalan-dalan,
            Kabeh ndeleng weruh njaba njeroku,
            Ing kantorku kebak mripat menthelengi,
            Ana ing meja, tembok, gendheng,kayu-kayu.
Dakbukak lemari,
Mripat pating plolo ,
Aku arep mlayu,
Nanging arep menyang endi, ngendi- endi kebak mripat.
            Aku kepipit jagad,
            Rumangsa diukum wit-wit,
            Dikunjara wesi-wesi alam,
            Ora adhem senajan cedhak banyu.
           
Dening : AGUS JUNAEDI
Jl. Sumantri Raya 27 Dukuh Asri- Sidomukti- Salatiga- Jateng.



MUMPUNG ISIH SEWENGI

Peteng remeng-remeng,
Godhong-godhong mung semburat-semburat,
Ora cetha ijo, kuning apa ireng,
Anteng meneng ora kumlawe,
Surup iki amem,
Amung swara mbah Modin saka mushola sing rada ngedhemake ati.

Pitik-pitik wis ora piyag-piyeg, ngandhang,
Gangsir sing abene goreh, malah blas ora ngenthir,
Jangkrik ora ngerik senajan jrabang lan jlitheng,
Wengi iki sangsaya amem.

Mbah Modin kekidungan puja-pujian,
Isine memuji lan meden-medeni,
Jare malaikat juru pati lirak-lirik,
Jare ana kreta kencana rodhane rodha manungsa,
Medeni... nanging ing ati dadi ngati-ati.

Sing amem dadi ayem,
Sing mbregudul bakale tungkul,
Sing mbejujag mbeling dadi eling,
Sing kemaki bakal age-age tumapak mring daleme Gusti.

Pancen iki wayah surup tumuju wengi,
Nanging durung kalantur,
Isih ana sewengi kanggo memetri ati,
Mbuh sesuk isih kancingan nyawa apa wis mati,
Iki isih ana sewengi...aja digawe amem!
Lampahe Nabi dituruti lan diugemi.

Mbah Modin ora meden-medeni,
E...mbok menawa putune padha lali,
Amarga sedhela maneh kemulan nutupi rai,
E...sapa ngerti yen wis ora bali.



Geguritan, dimuat mjlh Panjebar Semangat no. 22, tg 30 Mei 2015
Dening : AGUS JUNAEDI

Jl. Sumantri Raya 27 Dukuh Asri- Sidomukti- Salatiga- Jateng.



Share:

CARA PEMBUATAN ALAT PELAJARAN POWERPOINT

Tampilan Power Point
CARA PEMBUATAN ALAT PELAJARAN POWERPOINT
Alat/ Bahan :
1.      Kamera
2.      Komputer dengan program Powerpoint
Cara Pembuatan :
1.      Tulis dengan computer  Judul dan tulisan berisi materi yang dibuat.
2.      Jika dengan gambar bisa diambil foto dari internet atau memfoto benda-benda atau alam di sekitar kita.
3.      Masukkan gambar dan foto ke dalam program powerpoint di computer.
4.      Simpan dalam file di computer atau digandakan ke dalam flashdisk.


CARA PEMAKAIAN
1.      Siapkan computer yang akan dipakai.
2.      Siapkan LCD di ruang kelas.
3.      Pasang kabel data dari computer tersambung dengan LCD.
4.      Hidupkan computer dan LCD.
5.      Tayangkan Powerpoint dari materi pelajaran yang sudah disiapkan dari computer.
6.      Terangkan kepada siswa dengan menayangkan di layar depan kelas.


Guru IPA
SMP Negeri 10 Salatiga


Agus Junaedi,SPd
NIP. 19690530 199702 1 002


                       
CARA PEMBUATAN ALAT PELAJARAN
PIRAMIDA MAKANAN
Alat/ Bahan :
1.      Gabus sterefom
2.      Lem
3.      Gambar Tumbuhan dan hewan
4.      Tulisan Produsen, Konsumen 1, Konsumen 2, Konsumen 3. dst
Cara Pembuatan :
1.      Sterofom diiris berbentuk segitiga berjumlah 4 sama ukurannya.
2.      Empat segitiga ditempelkan menjadi bentuk piramida.
3.      Iris sterofom  yang lebar dan panjang melebihi alas segitiga tadi, akan digunakan sebagai alas.
4.      Piramida sudah siap ditempelkan gambar produsen sampai konsumen puncak.
5.      Di sisi lain ditulis Produsen semakin ke atas sampai konsumen puncak.

CARA PEMAKAIAN
1.      Siapkan materi yang akan dibahas.
2.      Piramida makanan diletakkan di atas meja .
3.      Guru membimbing siswa menunjukkan  produsen sampai konsumen puncak.
4.      Sebagai variasi penggunaan, gambar dan tulisan bisa dilepas dan ditempel dengan jarum.
5.      Siswa bisa memindahkan gambar untuk menjelaskan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.



Guru IPA
SMP Negeri 10 Salatiga


Agus Junaedi,SPd
NIP. 19690530 199702 1 002





Share:

Kota Salatiga


Logo Salatiga
Kota Salatiga adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utaraKota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk. Mulai tahun 2014 direncanakan pemekaran wilayah di dalam kota Salatiga segera terwujud, yaitu membagi kelurahan Kutowinangun menjadi 2 wilayah sehingga menjadi kelurahan Kutowinangun Lor (utara) dan Kelurahan Kutowinangun Kidul (selatan) mengingat wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang padat serta permintaan dari warga sebagai latar belakang pemekaran wilayah dan sudah diajukan kepada pemerintah negara Republik Indonesia [2]. Dari letak administratif yang ada menjadikan kota Salatiga menduduki peringkat luas wilayah ke-18 kotamadya terkecil di Indonesia.

Sejarah
Dahulu kala di daerah pedalaman, memerintahlah seorang bupati bernama Ki Ageng Pandan Arang (Pandanaran). Ia hanya memuaskan diri dengan kekayaannya. Dan memeras rakyat dengan menarik pajak yang berlebihan. Pada suatu hari, Ki Ageng Pandan Arang, bertemu dengan Pak tua, tukang rumput. Kemudian Ki Ageng meminta rumput yang Pak tua bawa. Namun Pak tua menolaknya dengan alasan untuk ternaknya. Tetapi Ki Ageng tetap memintanya dan Ki Ageng menggantinya dengan sekeping uang. Tanpa diketahui Ki Ageng Pandan Arang, Pak tua menyelipkan kembali uang itu dalam tumpukan rumput yang akan dibawa. Dan hal tersebut terjadi berulang-ulang. Sampai suatu kali Sang bupati menyadari perbuatan Pak tua tersebut. Dan marahlah ia dan menganggap bahwa Pak tua telah menghinanya.

Pada saat itu, tiba-tiba Pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga seorang pemimpin agama yang dihormati bahkan oleh raja-raja. Maka bupati Pandanaran pun sujud menyembah dan memohon untuk memaafkan kekhilafannya. Akhirnya Sunan Kalijaga memaafkannya, namun dengan syarat Ki Ageng harus meninggalkan seluruh hartanya dan mengikuti Sunan Kalijaga pergi mengembara.

Namun istri bupati melanggar, ia membawa emas dan berlian dan memasukkannya ke dalam tongkat. Dan di tengah perjalanan mereka dicegat sekawanan perampok. Sunan Kalijaga menyuruh perampok itu untuk mengambil harta yang dibawa istri bupati. Dan akhirnya perampok itu pergi dan merebut tongkat yang berisi emas dan berlian.

Setelah perampok itu pergi Sunan Kalijaga berkata,Aku akan menamakan tempat ini Salatiga karena kalian telah membuat tiga kesalahan. Pertama, kalian sangat kikir. Kedua kalian sombong. Ketiga kalian telah menyengsarakan rakyat. Semoga tempat ini menjadi tempat yang baik dan ramai nantinya.

Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.

Prasasti Plumpungan


Prasasti Plumpungan, cikal bakal lahirnya Salatiga, tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan. Berdasar prasasti di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga merupakan perdikan.
Prasasti Plumpungan
Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.

Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.

Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib rakyatnya.

Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.

Dengan demikian, pemberian tanah perdikan merupakan peristiwa yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu maka raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.

Zaman kolonial

Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran.

Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa.

Karena dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka Salatiga cukup dikenal keindahannya di masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan "Kota Salatiga yang Terindah di Jawa Tengah".

Zaman kemerdekaan
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Pembagian Administratif
Kecamatan di Kota Salatiga adalah:

Geografi
Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Rawa Pening yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.

Pendidikan
Di kota ini terdapat Universitas Kristen Satya Wacana, salah satu universitas swasta ternama di Indonesia, yang pernah terkenal pada tahun 80-an karena kekritisan para mahasiswa dan dosennya terhadap Pemerintah Orde Baru. Selain itu terdapat pula STAIN Salatiga / UIN Salatiga, satu-satunya perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga yang berdiri berkat dukungan berbagai pihak terutama para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Kemudian ada Institut Roncali, Stekom PAT, [Amika], Akbid ArRum, Akbid Bhakti Nusantara, dan sekolah perhotelan [Wahid Hospitality School],sekolah berkuda [Arrowhead] dan STIBASatya Wacana..

Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga antara lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan ada SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta dan sekolah internasional.

Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri dan beberapa SMP swasta seperti SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana, SMP Raden Paku Blotongan, SMP Islam Sudirman, SMP Darma Lestari, dll. Adapun beberapa SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat diperkotaan dan mulai merambah ke daerah pinggiran.

Pendidikan non formal juga telah berdiri,yaitu Sekolah "Baking" yang dipelopori oleh Perusahaan Terigu Bogasari,yaitu Bogasari Baking Center (BBC) di dekat kampus Universitas Kristen Satya Wacana (Cungkup-Sayangan,Kec.Sidorejo)

Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga memiliki Perpustakaan Umum Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya bagi warga Salatiga.

Transportasi
Salatiga memiliki tiga terminal, yang bernama Terminal Tingkir yang melayani bis tujuan AKDP Jateng dan AKAP Jateng, seperti Jakartahingga Denpasar, Bali, Terminal Tamansari yang melayani jalur dalam kota,dan Terminal Rejosari yang melayani daerah Salatiga Atas ( wilayah Getasan, Kopeng, Ngablak, dan kota Magelang). Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan kota, bis kota Esto,Sawojajar, Konco Narimo, Tunas Mulya, Safari dan armada taksiGalaksi Taksi dan Matra Taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga. Serta transportasi tradisional seperti Andong dan Becak. Sebentar lagi akan diperkuat dengan dibukanya kembali jalur rel kereta api di Stasiun Tuntang sampai Kedungjati dan berlanjut sampai stasiun Semarang sehingga semakin mudah sarana transportasi dari dan menuju ke kota Salatiga. Salatiga juga mempunyai jalur ringroad baru yang beroperasi tahun 2011 lalu, dengan total panjang 14 km yang membentang dari Blotongan hingga Noborejo Salatiga. Salatiga juga akan memiliki jalur tol baru yaitu Jalan Tol Semarang-Solo yang melewati daerah utara dan timur kota Salatiga, sehingga akses dapat ditempuh lebih cepat dari kota Semarang,Yogyakarta, maupun Solo.

dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Salatiga

Share:

Kamis, 03 September 2015

Pemilihan Ketua OSIS Baru Tahun 2015

Pemilihan Ketua OSIS Baru Tahun 2015
Semarak pesta demokrasi dirasakan oleh siswa siswi SMPN 10 Salatiga, Kamis 03 September 2015, OSIS SMPN 10 Salatiga mengadakan pesta demokrasi pemilihan ketua OSIS masa bakti 2015/2016 secara langsung dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan pada seluruh siswa dalam memberikan aspirasinya secara langsung. Pemilihan ketua OSIS ini diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan karyawan  SMPN 10 Salatiga. Kandidat yang mencalonkan diri dalam Pemilihan ini ada 4(empat) kandidat, yaitu; Aris Iskandar (VIII H), Switenia Dewa Putri (VIII H), Wisnu Pradana (VIII H), dan Maryani (VIII H).

Pemilihan Ketua OSIS Baru Tahun 2015
Seluruh siswa dalam mengikuti pemilihan OSIS ini sangat antusias, terutama siswa yang mencalonkan diri menjadi ketua OSIS. Pemilihan ketua osis ini diformat sesuai dengan pemilu pada umumnya. Hal ini dilakukan, untuk memberikan pendidikan demokrasi bagi siswa sejak dini. Kegiatan ini dapat memberikan edukasi mengenai pesta demokrasi kepada seluruh siswa SMPN 10 Salatiga. Sehingga bila nanti mereka sudah memiliki hak pilih dalam pemilu maka diharapkan kesadaran untuk memberikan hak suaranya lebih tinggi sehingga menekan angka golput. 

Pemilihan Ketua OSIS Baru Tahun 2015

Pemilihan ketua OSIS ini terlaksana dengan sukses yang didukung oleh OSIS masa bakti 2014/2015 dengan pengawasan dewan guru. Sebagai hasilnya, Wisnu Pradana meraih suara terbanyak sejumlah 226 suara, diikuti oleh Maryani sebanyak 142 suara, Switenia Dewa Putri sebanyak 135 suara dan Aris Iskandar sebanyak 75 suara, Surat suara rusak/tidak sah sebanyak 81 surat suara. dengan ini sudah dapat dipastikan bahwa pemenangnya adalah Wisnu Pradana dengan 226 suara.

Oleh : Anggoro Wicaksono (9G / 2015-2016)
Share:

NETENZA PEDULI

Tak terasa sudah 4 bulan berlalu sejak munculnya virus korona yang merebak di Indonesia. Banyak sektor yang terdampak atas penyebaran vi...

PIMPINAN SMPN 10 SALATIGA

PIMPINAN SMPN 10 SALATIGA
YATI KURNIAWATI, M.Pd.

Total Tayangan